Melakukan transkasi forex haruslah didasari oleh teknik analisa. Ada
dua macam teknik analisa yang sudah umum kita kenal yaitu Analisa
Fundamental dan Analisa Teknikal. Kedua teknik analisa ini sering
digunakan oleh trader-trader forex profesional. Lalu, mana yang lebih
penting atau yang lebih didahulukan.
Pada bahasan ini, tidak
membahas detil cara dan bagaimana analisa fundamental namun di bagian
berikutnya kami akan mengintegrasikan dan menyelaraskan kedua analisa
tersebut.
MEMAHAMI ANALISA TEKNIKAL (DASAR)
Cara mudah trading dan sering menjadi dasar pedoman trader forex di Indonesia adalah membaca pola dan formasi candle. Selain itu, menggunakan indikator teknikal yaitu indikator tren dan oscillator juga menjadi favorit trader.
Teknik analisa teknikal hanya dengan membaca pola dan formasi candle sering disebut Naked Trading.
Pada teknik ini, trader harus memahami berbagai jenis pola dan formasi
yang dapat dibentuk oleh pergerakan harga (yang diwakili candle) untuk
me-prediksi arah pergerakan harga selanjutnya. Naked Trading juga sering diistilahkan Price Action,
yaitu menentukan keputusan transaksi berdasarkan pergerakan harga yang
terbentuk tanpa menggunakan indikator teknikal. Grafik harga yang
terbentuk pada periode tertentu diyakini mewakili aksi transaksi seluruh
trader.
Menggunakan
Price Action Trading (PAT), trader tidak perlu melakukan analisa
fundamental secara mendetil. Alasannya sederhana yaitu semua data
ekonomi dan berita global yang menjadi katalis penggerak harga akan
tercermin pada Price Action (PA) di grafik harga.
Beberapa pola
dan formasi candle dalam Price Action menjadi penentu keputusan
transaksi bahkan level stop dan target pun dapat ditentukan. Berikut
diantaranya yaitu pola Hammer, Inverted Hammer, Hanging Man, Doji,
Stars, Spinning Top, Long Shadow, Long Black/White Body dan masih banyak
lagi. Masing-masing memiliki arti dan fungsi tersendiri.
Selain
pola candle, formasi candle pun dapat menjadi pedoman bagi trader untuk
melakukan transaksi, diantaranya Double Top/Bottom, Head and Shoulders
(HnS)/Inverted HnS, Rounding Top/Bottom dan lainnya.
Perbedaan
antara formasi dan pola terletak pada jumlah candle yang membentuknya.
Pola biasanya diwakili oleh 1 hingga 3 candle yang membentuknya
sedangkan formasi biasanya diwakili oleh lebih dari 3 candle yang
membentuknya. Dengan memahami pola dan
formasi candle, trader mendapatkan gambaran arah pergerakan harga yang
sedang dan sudah terjadi untuk digunakan sebagai alat analisa atau
me-prediksi arah harga selanjutnya.
Berikut pola candle yang sering digunakan untuk melakukan Setup yaitu Inside Bar dan Pin Bar. Kedua pola ini memiliki respon spontan dari para trader ketika muncul pada grafik harga.
Inside Bar
Selain
pola candle yang disebutkan di atas, pola candle Inside Bar termasuk
salah satu yang paling sering digunakan oleh banyak trader. Di samping
pemahaman yang tidak sulit, pola candle ini juga sering muncul sehingga
trader bisa setup transaksi.

Pola Inside Bar muncul ketika bar anak berada
dalam range bar sebelumnya atau bar induk. Inside Bar haruslah memiliki
pola Higher Low Lower High dari bar induknya. Setup transaksi pada
strategi Inside Bar dapat dilakukan dengan melakukan entry posisi ketika
harga bergerak menembus range bar induk. Trader dapat melakukan
transaksi BUY ketika harga menembus ke atas level high dari bar induk
sedangkan untuk transaksi SELL dilakukan ketika harga menembus ke bawah
level low dari bar induk.
Terdapat
beberapa interpretasi mengenai bar induk yaitu penggunaan range High –
Low dan range dari real body bar induk (Open – Close). Namun kebanyakan
trader menggunakan rang High – Low.
Kemunculan Inside Bar
ini bisa sebagai alarm untuk trader waspada, apakah harga akan
melanjutkan tren ataukah terjadi pembalikkan arah tren (reversal).
Biasanya terjadi setelah harga bergerak dalam tren besar lalu harga
melakukan konsolidasi sehingga tidak melebihi range bar induk.
Konsolidasi di sini dapat diartikan pelaku pasar, trader dan investor
sedang mempertimbangkan arah harga selanjutnya. Apalagi jika tidak ada
katalis fundamental sebagai penggerak harga atau menunggu menjelang
rilis data fundamental yang penting.
Inside bar ini dapat dikuatkan lagi jika muncul di dekat area support resistance kuat berdasarkan historikal.
Pin Bar
Berikutnya
adalah pola candle Pin Bar. Kemunculan pola ini dapat mengindikasikan
adanya peluang pembalikkan arah tren atau reversal. Pola candle ini
memiliki struktur yang khas yaitu memiliki long shadow dengan range body
lebih kecil dari range shadow dan range nose yang lebih kecil dengan
range body. Tidak menutup kemungkinan bahwa pola candle doji dengan long
shadow dapat disebut Pin Bar.

Trader
dapat melakukan setup transaksi menggunakan strategi Pin Bar ini dengan
melihat pergerakan harga menembus nose Pin Bar atau ketika terjadi retrace ke arah shadow. Trader bisa melakukan setup transaksi SELL ketika kemunculan candle Pin Bar disaat harga sedang dalam tren bullish.
Level entry bisa dilakukan ketika harga berbalik arah dari tren
sebelumnya dengan menembus ke bawah level low Pin Bar atau ketika harga rebound menuju 50% dari shadow. Begitu juga sebaliknya untuk setup transaksi BUY.
0 komentar:
Posting Komentar