Masih ingat dengan apa yang sudah saya bahas pada bab JENIS-JENIS GRAFIK?
Bagi yang mengikuti blog ini secara teratur pasti tahu, dan saya doakan
deh: semoga bisa jadi trader yang berpenghasilan optimal. Bagi yang
tidak, gimana? Ya saya doakan juga namun dengan kalimat yang sedikit berbeda: semoga tidak sekalipun ketemu sama margin call. Hehehe!
Sebetulnya hanya dengan berpegangan pada apa yang sudah
saya bahas sebelum-sebelumnya (bab-bab sebelum bab ini), Anda sudah bisa
mengembangkan sendiri trading forex Anda. (Ini bagi yang mengikuti blog
saya secara teratur lho ya!). Namun seperti yang menjadi tagline blog
saya, “Optimizing Forex Understanding For The Optimal Advantages”,
saya mendedikasikan blog ini untuk mengoptimasi pemahaman pembaca guna
meraih penghasilan yang optimal. Karena pada kenyataanya dengan memahami
Candlestick secara lebih mendalam Anda memiliki probabilita atau
potensi yang lebih besar dalam meraup keuntungan ketimbang tidak
memahaminya sama sekali. Sengaja saya tekankan seperti itu karena pada
sekeliling saya banyak sekali teman-teman trader yang sebetulnya bisa
dikatakan senior namun NOL dalam pemahaman Candlestick, khususnya
pola-pola Candlestick (Candlestick Patterns). Ujung-ujungnya, mereka
tidak bisa mengantisipasi atau menterjemahkan secara lebih cepat
sinyal-sinyal yang muncul pada charts. Istilah sehari-harinya: tidak
sigap. Tidak hanya itu, mereka pun—jika dibandingkan dengan trader yang
mendalami Candlestick—relatif memiliki profit yang lebih kecil karena
sering terlambatnya masuk ke pasar.
Terlepas dari basa-basi saya di atas, bukankah tidak ada
salahnya jika Anda menambah wawasan dengan memahami candlestick?
Tidakkah Anda berfikir: bagaimana jika suatu saat ada yang menanyakan
hal ini (candlestick) kepada Anda? Apa tidak malu, ngaku-ngaku trader tapi ngeblank pas
ditanya sesuatu yang mendasar terkait trading? Hehehe! Bagaimanapun
tanggapan Anda, saya hanya bisa menegaskan bahwasannya ilmu adalah
investasi yang tak ternilai harganya. Dengan ilmu Anda menjadi lebih
tahu. Dengan ilmu pula Anda bisa lebih maju. Apapun jenis ilmunya, dari
bidang apa, dan dari mana asalnya, carilah ilmu sebanyak-banyaknya
selama Anda mampu. Seperti kata Nabi Muhammad SAW., “carilah ilmu sampai
ke negeri China”. Kalau perlu sampai ke negeri peradaban dalam rongga
Bumi (The Hollow Earth)! #justignorethis
Sejarah Candlestick
Seperti yang sudah pernah saya jelaskan, bahwa Candlestick ditemukan dan dikembangkan pertama kali oleh seorang trader Jepang bernama Munehisa Homma, pada abad ke-16. Secara mendalam, Homma mengamati hubungan antara hukum supply & demand dengan psikologi para pedagang—yang mana dahulu diamati pada perdagangan beras. Perdagangan beras dahulu merupakan perdagangan utama dan terseksi di Jepang. Harganya yang kompetitif membuat banyak orang ingin berpartisipasi di dalamnya. Hal tersebut dimanfaatkan Homma dan para stafnya untuk menguasai dan mendominasi perdagangan beras. Cara Homma menguasai perdagangan ternyata tidak satupun orang—selain stafnya—yang mengetahuinya. Cara tersebut tidak lain adalah konsep pola-pola pada candlestick (candlestick patterns).
Seperti yang sudah pernah saya jelaskan, bahwa Candlestick ditemukan dan dikembangkan pertama kali oleh seorang trader Jepang bernama Munehisa Homma, pada abad ke-16. Secara mendalam, Homma mengamati hubungan antara hukum supply & demand dengan psikologi para pedagang—yang mana dahulu diamati pada perdagangan beras. Perdagangan beras dahulu merupakan perdagangan utama dan terseksi di Jepang. Harganya yang kompetitif membuat banyak orang ingin berpartisipasi di dalamnya. Hal tersebut dimanfaatkan Homma dan para stafnya untuk menguasai dan mendominasi perdagangan beras. Cara Homma menguasai perdagangan ternyata tidak satupun orang—selain stafnya—yang mengetahuinya. Cara tersebut tidak lain adalah konsep pola-pola pada candlestick (candlestick patterns).
Homma dan orang-orang kepercayaannya menggunakan
istilah-istilah khusus dalam melambangkan masing-masing formasi dari
pola candlestick. Mereka melakukannya guna merahasiakan dari orang lain
terkait sinyal apa yang terjadi yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
acuan keputusan beli ataupun jual.
Setelah lama dirahasiakan, akhirnya pada tahun 1990-an,
seorang investor bernama Steve Nison untuk pertama kalinya
memperkenalkan candlestick ke publik. Ia menggunakan istilah-istilah
dalam bahasa inggris—yang Ia terjemahkan sendiri dari istilah-istilah
sebelumnya—pada formasi-formasi candlestick yang ada. Sehingga istilah
dalam bahasa Inggris tadi dijadikan sebagai standar internasional sampai
saat ini. Omong-omong dari mana si Steve ini mendapatkan informasi
tersebut, banyak spekulasi yang beredar. Ada yang mengatakan dia
menggali sendiri informasi tersebut, bahkan ada pula yang mengatakan ia
hanya meneruskan apa yang telah orang lain gali sebelumnya terkait
candlestick ini. #WhoKnows?
Penjelasan Candlestick
Candlestick atau bisa juga disebut candlecharts adalah jenis grafik yang penamaannya terispirasi dari “sebatang lilin”. Disebut candlestick karena memang bentuknya menyerupai batangan lilin. Sebelum ditemukannya candlestick, para trader khususnya trader Barat, lebih banyak menggunakan grafik bar (bar charts). Namun, candlestick dapat dengan cepat booming dan menyebar ke seluruh dunia sehingga menjadikannya jenis grafik yang paling populer baik dikalangan barat maupun belahan bumi lainnya.
Candlestick atau bisa juga disebut candlecharts adalah jenis grafik yang penamaannya terispirasi dari “sebatang lilin”. Disebut candlestick karena memang bentuknya menyerupai batangan lilin. Sebelum ditemukannya candlestick, para trader khususnya trader Barat, lebih banyak menggunakan grafik bar (bar charts). Namun, candlestick dapat dengan cepat booming dan menyebar ke seluruh dunia sehingga menjadikannya jenis grafik yang paling populer baik dikalangan barat maupun belahan bumi lainnya.
Faktor utama yang menjadikannya populer adalah
tampilannya yang memvisualisasikan atau menggambarkan ataupula
menafsirkan gejolak pasar—yang terjadi—yang dipengaruhi oleh sentimen
pasar. Seperti yang kita tahu bahwa sentimen pasar merupakan salah satu
poin penting dalam analisis teknikal karena hal ini sarat dengan faktor
psikologis yang kental pengaruhnya terhadap pergerakan harga. Mengapa
candlestick saya katakan dapat mengoptimasi keuntungan? (Kok malah nanya sendiri gue?!).
Jawabannya adalah karena satu batang candle atau beberapa batang candle
(formasi candle) dapat memberikan sinyal-sinyal yang bisa Anda gunakan
sebagai acuan beli ataupun jual. Sehingga langkah-langkah yang Anda
ambil nantinya penuh dengan persiapan dan tentunya Anda menjadi lebih
sigap daripada trader yang tidak memahami candlestick. (Oh iya, jangan
bingung dan jangan resah apalagi gundah kalau ke depannya Anda akan
sering melihat istilah “candle” dan “candlestick”. Keduanya memiliki
maksud yang sama. “Candle” hanya kependekan dari “candlestick”. Hanya
saja saya akan menyesuaikan penggunaan kata mana yang cocok pada kalimat
yang nanti akan saya tuliskan).
Seperti yang saya sampaikan pada bab JENIS-JENIS GRAFIK,
candlestick merupakan jenis grafik yang terdapat dalam platform trading
yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada penggunanya terkait
kondisi harga yang terjadi di sesi-sesi tertentu. Kondisi harga yang
dimaksud adalah harga pembukaan (Opening), harga tertinggi (High), harga terrendah (Low), dan harga penutupan (Closing). Mereka (kondisi harga) biasa disingkat OHLC
untuk memudahkan penyebutannya. Selain itu, bentuknya yang menyerupai
batangan lilin pun bukan tanpa tujuan. Ia diciptakan seperti itu agar
penggunanya lebih mudah menafsirkan atau memvisualisasikan
kondisi-kondisi harga seperti yang disebutkan tadi. Berikut saya berikan
contohnya:

Gambar di atas menjelaskan dengan detil
keterangan-keterangan yang terdapat pada candlestick. Terdapat dua buah
candlestick pada gambar tersebut, yang mana satu candle merupakan bull candle dan yang satunya lagi merupakan bear candle.
Bull candle adalah candle yang terbentuk dikarenakan dominasi dari aksi
beli oleh sentimen pasar. Sedangkan bear candle adalah candle yang
terbentuk dikarenakan dominasi aksi melepas atau jual oleh sentimen
pasar. Biasanya bull candle dan bear candle masing-masing secara berurut
disingkat BUC dan BEC oleh para trader. Namun, dalam kamus saya,
kedepannya kita akan menggunakan BUL dan BEL untuk mempermudah
pengucapannya. BUL untuk bull candle dan BEL untuk bear candle. Coba deh
bandingin, lebih enakan mana pengucapannya? Kalo gak setuju sama saya, tolong di close aja ya blognya. *Ceritanya ngambek*. #justkidding
Yang membedakan antara BUL dan BEL bukanlah pada
pewarnaannya, melainkan pada harga pembukaan dan penutupan yang terjadi.
BUL memiliki harga penutupan (C) yang selalu lebih tinggi dari harga
pembukaannya (O). Sedangkan BEL memiliki harga penutupan (C) yang selalu
lebih rendah dari harga pembukaanya (O). Mengapa demikian? Coba agak
dipake logikanya ya. #nyelekit. Jelas saja, pada konteks BUL,
harga penutupannya selalu lebih tinggi dikarenakan harga yang terus
bergerak naik hingga akhir sesi candle tersebut. Begitupun dengan BEL,
harga penutupannya yang lebih rendah dikarenakan harga yang terus
bergerak turun hingga akhir sesi candle tersebut. Dapet kan logikanya? Hehehe! Untuk mempermudah mengingat, saya biasanya menggunakan formulasi; untuk BUL: BULCO (dibaca: “bulko”, BUL = C > O) dan BEL: BELOC
(dibaca: “belok”, BEL = O > C). Anda masih bingung cara baca simbol
matematika tadi? Saran saya, jangan dulu lah Anda mengenal forex, ulangi
dulu aja bangku SD-nya! Hahaha! #lagi-lagijustkidding
Mengenai alasan saya memberi warna hitam pada BUL dan putih pada BEL, seperti yang saya paparkan pada bab JENIS-JENIS GRAFIK,
dikarenakan saya mengambil filosofi warna banteng dan beruang yang
sesungguhnya dalam hal ini. Banteng selalu identik dengan warna hitam
tegasnya, sedangkan untuk beruangnya saya menganalogikannya dengan
beruang kutub yang berwarna putih. Di samping itu, barangkali mengapa
market mengistilahkan penurunan harga dengan sebutan bearish (beruang),
mungkin dikarenakan beruang difilosofikan sebagai binatang yang doyan
tidur (lesu). Seperti yang disinggung pada lirik lagu Crayon Sinchan.
Huehehehehe! Meskipun demikian, pewarnaan pada candlestick dapat Anda
atur sesuka Anda. Namun, memang pada umumnya, BUL selalu berwarna hitam
dan BEL berwarna putih ketika Anda pertama kali membuka platform trading
Anda.
Selain hal-hal di atas, sudah tidak ada lagi perbedaan
di antara BUL dan BEL. Keduanya memiliki unsur-unsur pembentukan yang
sama, kecuali harga pembukaan dan penutupannya. Baik BUL maupun BEL,
harga tertinggi dan harga terendahnya selalu diposisikan di atas dan di
bawah batang lilin atau candlestick. Harga tertinggi dan terendah pada
masing-masing jenis candle ditampilkan dalam bentuk “lidi” yang menjorok
ke atas dan ke bawah, yang orang barat menyebutnya dengan istilah shadow.
Mungkin salah satu dari kalian ada yang bertanya mengapa kita (orang
Indonesia) tidak menggunakan istilah “bayangan” agar lebih serempak,
kenapa harus “lidi”? Saya tegaskan, bro/sist. English is silly. Tidak setiap kata dapat diartikan dan diterjemahkan seenak udel kita. Seperti halnya orang Indonesia yang memiliki banyak istilah dalam penggunaan bahasanya. So does english! Banyak istilah-istilah dalam penggunaan kata-katanya yang sebetulnya berbeda artinya jika diterjemahkan. Istilah merekanya mah “idiom” laaah. (OOT deh kan jadinya! Doain aja supaya gue juga bisa sharing seputar english, suatu saat nanti. Hahaha!).
Sebelum masuk ke pola-pola yang terdapat pada
candlestick/candlecharts, ada beberapa bentuk candle yang sifatnya
mendasar dan perlu Anda ketahui. Jenis-jenis candle tersebut sangat umum
dijumpai pada pergerakan harga. Berikut jenis-jenis candle yang
dimaksud.
- MARUBOZU
Seperti yang sudah saya jelaskan, terdapat dua buah candle yang selalu mengiri pergerakan harga, yaitu BUL dan BEL yang mana keduanya sama-sama terbentuk dari adanya unsur OHLC yang terjadi. Namun sekarang, bagaimana jika keadaannya (kedua buah candlestick) tidak memiliki unsur high (H) dan low (L) dalam pembentukannya? | “Emangnya bisa gitu ya, pak?” | “Jelas bisa dong. Coba deh bayangin gimana bentuknya!” | “Duh, taluk deh pak, nyerah, gak kebayang nih!” | “Idih, otak kanannya memble tuh!” | #dialogselingan

Dalam keadaan tertentu (biasanya dalam keadaan pasar yang terserang optimisme ataupun pesimisme yang tinggi secara mendadak), sebuah atau bahkan beberapa candlestick mungkin saja terbentuk dengan tanpa satupun batang lidi yang menyertainya. Hal ini disebabkan oleh pergerakan harga yang sangat tinggi intensitasnya (istilahnya: kencang pergerakannya) dan cenderung bergerak satu arah (naik atau turun), sehingga unsur high dan low tadi tertutup atau tertimpa oleh harga pembukaan (O) dan penutupan (C) yang ada. “Cenderung bergerak satu arah” maksudnya adalah pergerakan yang ada tidak menemui perlawanan berarti dari lawannya. Misalnya saja pada konteks BUL Marubozu, harga sepanjang sesinya tidak pernah turun di bawah harga pembukaannya (O) dan mampu ditutup (C) pada harga tertingginya. Sedangkan pada BEL Marubozu, harga tidak pernah naik di atas harga pembukaan (O) dan mampu ditutup (C) di harga terendahnya. Semakin panjang body BUL Marubozu, melambangkan intensitas beli yang semakin tinggi. Begitupun dengan BEL Marubozu, semakin panjang bodynya, melambangkan intensitas jual yang semakin tinggi.
Jika diperhatikan, baik pada BUL Marubozu ataupun BEL Marubozu, hanya terdapat dua unsur pembentukan, yaitu harga pembukaan (O) dan harga penutupan (C). Lalu kemana harga tertinggi (H) dan harga terendahnya (L)? Seperti yang dijelaskan di atas, mereka (high & low) bukannya tidak ada, hanya saja mereka memiliki kedudukan yang sama atau setara dengan harga pembukaan dan harga penutupannya. Bisa dikatakan atau diformulasikan pada konteks BUL Marubozu, harga pembukaan setara dengan harga terendah (O = L) dan harga penutupan setara dengan harga tertinggi (C = H). Sedangkan pada BEL Marubozu, harga pembukaan setara dengan harga tertinggi (O = H) dan harga penutupan setara dengan harga terendah (C = L). Mirip simbol-simbol pada rumus unsur-unsur Kimia ya? (Kayak yang “iya” ya, bahasa gue? Hahaha!). Oh ya, istilah Marubozu ini merupakan salah satu istilah yang berasal dari Jepang yang sengaja tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris demi menjaga keotentikannya.
Ini adalah contoh-contoh Marubozu Candle yang ditemui pada charts:

Gambar 3. BUL dan BEL Marubozu yang terlihat pada pergerakan harga mata uang EURUSD (TF H1).
- LONG-CANDLE & SHORT-CANDLE
Selanjutnya adalah jenis candle yang memiliki ukuran body panjang (long-candle) dan body pendek (short-candle). Panjang/pendeknya body candle yang terbentuk mencerminkan seberapa kuat dominasi bull ataupun bear pada suatu sesi tertentu. Pada kondisi bull candle (BUL), baik bodynya panjang ataupun pendek, hukum yang terjadi adalah demand (permintaan) lebih besar daripada supply (penawaran), yang artinya aksi beli oleh sentimen lebih mendominasi pembentukannya. Sedangkan pada kondisi bear candle (BEL), hukum yang terjadi adalah supply lebih besar daripada demand, yang artinya aksi melepas atau jual lebih mendominasi pembentukannya.Sama seperti pada Marubozu, panjang/lebarnya body candlestick dipengaruhi oleh intensitas yang terjadi pada sesi tersebut. Semakin panjangnya body candle, mencerminkan intensitas perdagangan yang semakin tinggi. Dan, semakin pendeknya body candle, mencerminkan intensitas perdagangan yang semakin rendah. Sengaja saya tebalkan kata “semakin” tadi karena dalam hal ini yang menjadi perhatian kita hanyalah body candle-nya, tanpa menghiraukan ukuran lidinya.

Dikarenakan sangat banyak terdapat pada charts, saya rasa tidak perlu saya tambahkan contoh empirisnya pun Anda sudah bisa mengenali yang mana long-candle dan yang mana short-candle. Jangan pengennya disuapin mulu lah ya, coba cari sendiri! Hehehe!
- DOJI CANDLE
Doji merupakan istilah yang digunakan pada masa lampau yang tujuannya untuk menggambarkan situasi pasar yang relatif sepi. Namun, di era modern ini, doji lebih sering digunakan untuk mengistilahkan sebuah candle yang memiliki harga pembukaan (O) dan harga penutupan (C) yang sama / hampir sama, yang biasa disebut Doji candle (ke depannya hanya akan saya sebut Doji). Kondisi seperti itu (O sama / hampir sama dengan C) membuat doji terlihat seperti candle yang tidak memiliki body / batang. Kondisi ini adalah kebalikan dari kondisi yang terdapat pada Marubozu, yangmana pada Marubozu terlihat full of body. Normalnya, doji akan terlihat seperti “tanda tambah” (+), namun terdapat pula berbagai jenis doji jika dilihat dari bentuk dan ukurannya.

Pada gambar 6, terdapat berbagai jenis doji yang sewaktu-waktu dapat muncul. Lazimnya, doji dijelaskan sebagai kondisi dimana candle ditutup di level / harga yang sama dengan harga pembukaannya (O = C) setelah sebelumnya mengalami volatiliti.
Sama seperti biasanya, doji-doji di atas dapat dijelaskan berdasarkan sisi psikologisnya, dan masing-masing doji memiliki penjelasan psikologis yang berbeda. Common Doji dan Long-Leg Doji misalnya, doji-doji tersebut menggambarkan situasi yang seimbang antara tekanan bull dan bear selama pembentukannya, sehingga mengakibatkan lidi-lidi yang ada relatif sama panjang. Hal tersebut biasanya dipicu oleh opini publik yang menganggap harga sudah tidak berada pada kondisi yang aman untuk diperdagangkan, sehingga membuat volume perdagangan yang kecil dan sedikit. Untuk Common Doji, dikarenakan bentuknya yang seperti tanda “+” dan terlihat seperti bintang, ia sering dipanggil dengan sebutan Doji Star. Dan, khusus untuk Long-Leg Doji, seberapa panjang lidi yang ada tidak menjadi masalah. Lidi-lidi yang terbentukpun tidak musti sama panjang. Selama lidi-lidi yang ada bisa dikatakan panjang atau berjarak cukup jauh dari batangnya (anggap saja garis O dan C sebagai batang), maka doji tersebut dapat dikatakan sebagai Long-Leg Doji. Contoh kedua jenis Doji tersebut dapat dilihat pada gambar 7 dan 8.

Gambar 7.
Common Doji atau Doji Star. Jika kurang jelas, Anda bisa check sendiri
Doji Star ini pada pair EURUSD tertanggal 27 Desember 2006 dengan
menggunakan timeframe harian (Daily Charts).

Gambar 8. Contoh Long-Leg Doji pada mata uang EURUSD.

Gambar 9. Contoh Dragonfly Doji pada mata uang EURUSD.

Gambar 10. Contoh Dragonfly Doji pada mata uang EURUSD.

Mengenai candlestick patterns, Anda bisa membacanya di
bab selanjutnya. Sengaja saya pisahkan agar pemahamannya tidak tercampur
aduk oleh bahasan pada halaman ini. Klik di sini untuk langsung menuju bab CANDLESTICK PATTERNS.
0 komentar:
Posting Komentar